Kamis, 15 Juni 2017

Model Pembelajaran Seni Rupa di PAUD



Model Pembelajaran Seni Rupa di PAUD
Pembelajaran seni rupa pada anak usia dini mengembangkan kemampuan anak dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa dapat memberikan kemampuan bagi anak untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan anak sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain. Melalui seni rupa, anak belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya. Dalam pembelajaran seni rupa perlu adanya model pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi : konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/procedure, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi. Adapun model pembelajaran yang bisa diterapkan pada seni rupa anak usia dini yaitu :
1.      Model Pembelajaran Klasikal
                 Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas (secara klasikal). Sehingga dalam pembelajaran ini ada yang namanya pembelajaran yang bersifat memaksa anak karena anak tidak diberikan kebebasan dalam berkarya.
2.       Model Pembelajaran Kelompok
                 Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan di lembaga pendidikan anak usia dini di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang sejalandengan jamannya. Kini sudah banyak lembaga pendidikan anak usia dini yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif. Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu didalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.

Sumber :
http://syahrudin14.blogspot.co.id/p/blog-page_1255.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar