Model Pembelajaran Seni Rupa di
PAUD
Pembelajaran
seni rupa pada anak usia dini mengembangkan kemampuan anak dalam berkarya seni
yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa dapat memberikan
kemampuan bagi anak untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi
karya seni rupa ciptaan anak sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.
Melalui seni rupa, anak belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta
mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.
Dalam pembelajaran seni rupa perlu adanya model pembelajaran agar pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik. Model pembelajaran adalah suatu desain atau
rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran
meliputi : konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/procedure,
metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi. Adapun model pembelajaran
yang bisa diterapkan pada seni rupa anak usia dini yaitu :
1. Model
Pembelajaran Klasikal
Model pembelajaran klasikal
adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh
seluruh anak sama dalam satu kelas (secara klasikal). Sehingga dalam
pembelajaran ini ada yang namanya pembelajaran yang bersifat memaksa anak
karena anak tidak diberikan kebebasan dalam berkarya.
2. Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran berdasarkan
kelompok masih banyak digunakan di lembaga pendidikan anak usia dini di
Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang
sejalandengan jamannya. Kini sudah banyak lembaga pendidikan anak usia dini yang
menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif. Dalam model pembelajaran
berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana
anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3
(tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang
berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan
dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat
anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka
anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia
tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain
pada tempat tertentu didalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut
dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat
yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema
yang dibahas.
Sumber
:
http://syahrudin14.blogspot.co.id/p/blog-page_1255.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar