Kamis, 30 Maret 2017

Resume Kecerdasan Ganda



Teori Multiple Intelligences
Teori Multiple Intelligences (MI) dikembangkan oleh Howard Gardner, ahli psikologi perkembangan dan guru besar pendidikan pada Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Teorinya tentang MI dipublikasikan pada tahun 1993. Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai “kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata”. Pada awal penelitiannya, Gardner mendata banyak sekali kemampuan manusia yang dapat dikatagorikan sebagai kecerdasan. Setelah dianalisis secara teliti, akhirnya dia menetapkan bahwa manusia mempunyai tujuh kecerdasan. Pada bukunya Intelligence Reframed ia kemudian menambahkan dua kecerdasan baru. Sehingga pada saat ini Gardner memandang bahwa manusia pada umumnya (termasuk guru dan siswa) memiliki sembilan kecerdasan, yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan ruang-visual, kecerdasan kinestetis-badani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan lingkungan/ naturalis, dan kecerdasan eksistensialis. Lebih jelasnya sebagai berikut :
1.      Inteligensi Linguistik (Linguistic Intelligence)
Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis. Anak yang memiliki intelegensi linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan lengkap, mudah mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan mudah belajar beberapa bahasa. Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensi linguistik antara lain; pencipta puisi, belajar bahasa asing, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator.
2.      Inteligensi Matematis-Logis (Logical-Mathematical Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Anak yang memiliki intelegensi matematis-logis menonjol, dapat dengan mudah melakukan tugas memikirkan sistem-sistem yang abstrak, seperti matematika dan filsafat, mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan angka serta mampu mengolah alur pemikiran yang panjang.. Bahkan ia dengan senang menggeluti simbol angka dalam buku matematika daripada kalimat yang panjang-panjang.
3.      Inteligensi Ruang-Visual (Spatial Intelligence)
Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, akurat dan mentransformasi persepsi awal seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. Juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang.
4.      Inteligensi Kinestetik-Badani (Bodily-Kinesthetik Intelligence)
Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah.
5.      Inteligensi Musikal (Musical Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, mencipta lagu, dan kemampuan menikmati lagu, musik, dan nyanyian.
6.      Inteligensi Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Seperti dipunyai oleh para komunikator, fasilitator, dan penggerak massa.
7.      Inteligensi Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri, kemampuan membedakan emosi dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal berfantasi (bermimpi), menjelaskan tata nilai dan kepercayaan, mengontrol perasaan, mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda, menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung, introspeksi, mengetahui dan mengelola minat dan perasaan, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, memotivai diri, mematok tujuan diri yang realistis, dan memahami konflik dan motivasi diri.
8.      Inteligensi lingkungan/naturalis (naturalist intelligence)
Adalah dimana kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Kemampuan untuk memahami dan menikmati alam, dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
9.      Inteligensi Eksistensial (Existencial Intelligence)
Adalah kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.

Sumber :
Fa
Hamzah, Amir. 2009. “Teori Multiple Intelligences dan Implikasinya Terhadap Pengelolaan Pembelajaran”. Dalam http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/tadris/article/view/256/247. Diunduh 23 Maret 2017.
Musfiroh, Tadkiroatum.  2009. “Multiple Intelligences dan Implikasi dalam Pendidikan”. Dalam http://staffnew.uny.ac.id/upload/132104302/pengabdian/MULTIPLE+INTELLIGENCES.pdf. Diunduh 27 Maret 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar